Fungsi radiator & cup tester adalah untuk memeriksa fungsi dari katup pada tutup radiator dan memeriksa sistem pendingin terhadap kemungkinan kebocoran.
Penyebab terjadinya sistem pendingin bocor bisa karena pemakaian yang lama dan perawatan sistem pendingin yang kurang teratur dapat menyebabkan kebocoran yang mengganggu sirkulasi air pendingin.
Cara mengatasinya dengan tes tekanan sistem pendingin untuk menemukan tempat yang mengalami kebocoran, dengan memompakan udara pada sistem pendingin melalui radiator akan menyebabkan air menetes pada bagian-bagian yang bocor.
Alat yang digunakan adalah radiator pressure tester. Bagian-bagian yang rawan bocor adalah pada sambungan pipa air dan bak penampung.
Pemompaan ke dalam radiator tidak boleh melebihi tekanan kerja 118 k.Pa (1,2 kgf/cm² atau 17,1 psi) dari sistem pendingin karena dapat merusakkan bagian - bagian sistem pendingin lainya.
Setelah sistem diberi tekanan 118 k.Pa (1,2 kgf/cm² atau 17,1 psi), bila tekanan jatuh, maka sistem mengalami kebocoran.
Dengan radiator pressure tester maka dapat diketahui tempat kebocoran yang akan diperbaiki. Bila tidak ada kebocoran luar, mungkin kebocoran terjadi pada blok silinder dan kepala silinder (head silinder).
Cara
Menggukan Radiator Cup Tester :
1. Pemeriksaan Tutup
Radiator
Dengan
radiator cup tester dapat diketahui apakah ada kebocoran pada tutup radiator
atau tidak. Air pendingin yang bocor melalui tutup radiator dapat diakibatkan
oleh karena radiator dan tutupnya tidak rapat, sehingga seal pada tutup
radiator tidak mampu mencegah kebocoran air pendingin terutama apabila air
pendingin telah mencapai temperatur tertentu sehingga tekanan di dalam radiator
juga akan mengalami kenaikan. Akibatnya tekanan yang berupa uap air akan keluar
melalui seal.
Kebocoran
ini akan menyebabkan air pendingin pada radiator menjadi berkurang. Kebocoran
akan lebih jelas lagi apabila ada goncangan pada radiator. Kebocoran pada tutup
radiator dapat dikertahui dengan menggunakan radiator pressure dengan terkanan
pembukaan standar 74 - 103 k.Pa (0.75 - 1.05 kgf/cm², 10.7 - 14.9 psi) dan
tekanan pembukaan minimum 59 k.Pa (0.6 kgf/cm², 8.6 psi).
- Buka
tutup radiator, Hati-hati jika mesin dalam keadaan masin panas, tunggu
hingga dingin untuk mencegah terjadinya bahaya panas, karena dalam keadaan
mesin masih panas cairan dan uap yang bersuhu tinggi bertekanan
dapat saja menyembur keluar.
- Memilih
Adapter, Pilihlah adapter yang tepat sesuai dengan ukuran tutup radiator.
Pasang tutup radiator pada adapter kemudian pasang adapter pada radiator
cap tester
- Kemudian
pasang tutup radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup radiator).
- Periksa
Tutup Radiator, Pompa tutup radiator dan perhatikan jarum tekanan
(pressure gauge) pada pompa tangan. Pressure gauge harus menunjukan
kisaran tekanan 0.9 Bar atau 14.7 PSI. Jika tekanan lebih dari atau kurang
dari spesifikasi maka gantilah tutup radiator.
2. Pemeriksaan Kebocoran Sistem Pendingin
Isilah
radiator dengan coolant water / air pendingin, kemudian pasanglah radiator cap
tester pada lubang pengisian air pendingin pada radiator seperti pada gambar
- Pompalah
radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm2 (17,1 psi), dan periksa
bahwa tekanan tidak turun.
- Apabila
tekanan turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada
komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada
saluran pendingin, radiator, dan pompa air.
- Apabila
tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa
blok dan kepala silinder
NB : DISARIKAN DARI BEBERAPA SUMBER DI INTERNET
No comments:
Post a Comment