24 September 2024

SIKLUS PRAKTEK PENINGKATAN KINERJA

MENJALANKAN SIKLUS PRAKTIK PENINGKATAN KINERJA

Pada Siklus Praktik Peningkatan Kinerja (SPPK) adalah suatu prosesberkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran danpengajaran. Siklus ini melibatkan beberapa tahapan yang saling terkait, mulaidari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

 

Tahap : Perencanaan 

Menetapkan Tujuan Pembelajaran:

Tentukan Tujuan Pembelajaran (TP) yang ingin dicapai siswa.

Buatlah tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai,relevan, dan berjangka waktu (SMART).

 Contoh:

Pada akhir pembelajaran, siswa diharapkan dapat menuliskan kalimat sederhana dengan menggunakan huruf kapital dan tanda bacayang benar.

 

Menganalisis Kebutuhan Siswa:

Lakukan asesmen awal untuk mengetahui pengetahuan danketerampilan awal siswa. Identifikasi kesulitan belajar yang sering dialami siswa.

Contoh:

Melalui tes awal, diketahui bahwa sebagian besar siswakesulitan membedakan huruf besar dan kecil.

 

Memilih Model Pembelajaran:

Pilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dankarakteristik siswa.

Pertimbangkan sumber daya yang tersedia.

Contoh:

Memilih model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkankemampuan siswa dalam berkolaborasi.

 

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):

Susun RPP secara detail, meliputi kegiatan pendahuluan, inti, danpenutup.

Sertakan penilaian formatif untuk memantau perkembangan siswa.

Contoh:

Menyiapkan berbagai macam media pembelajaran sepertigambar, video, dan permainan untuk menarik minat siswa.


 Tahap 2: Pelaksanaan 

Melaksanakan Pembelajaran:

Implementasikan RPP sesuai dengan rencana. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif.

Contoh:

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya danberdiskusi.

Melakukan Pengamatan:

Amati proses pembelajaran secara langsung atau melalui rekaman video.

Perhatikan interaksi guru-siswa, aktivitas siswa, dan penggunaan mediapembelajaran.

Contoh:

Mengamati apakah siswa aktif berpartisipasi dalam diskusikelompok.

 

Tahap 3: Refleksi

Menganalisis Data:

Kumpulkan data hasil pembelajaran, seperti hasil tes, catatan observasi,dan tanggapan siswa.

Analisis data untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalamproses pembelajaran.

Contoh:

Membandingkan hasil tes awal dan akhir untuk melihatpeningkatan kemampuan siswa.

 

Merefleksi Praktik:

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ataukegagalan pembelajaran.

Contoh:

Menilai apakah model pembelajaran yang dipilih efektif dalammencapai tujuan pembelajaran.

 

Tahap 4: Tindak Lanjut 

Merencanakan Perbaikan

Buatlah rencana perbaikan berdasarkan hasil refleksi. Fokus pada aspek-aspek yang perlu ditingkatkan.

Contoh:

Merencanakan untuk memberikan lebih banyak latihan soaluntuk memperkuat pemahaman siswa

 

Melaksanakan Perbaikan:

Implementasikan rencana perbaikan pada siklus pembelajaranberikutnya. Lakukan penyesuaian RPP sesuai dengan kebutuhan.

Contoh:

Mengubah strategi pembelajaran dengan menambahkanelemen permainan untuk meningkatkan motivasi siswa.

Kolaborasi:

Berdiskusi dengan rekan guru atau pengawas untuk mendapatkanmasukan.

Refleksi Berkala:

Lakukan refleksi secara berkala untuk memantauperkembangan.

Manfaatkan Teknologi:

Gunakan platform PMM untuk memudahkan dalammengelola SPPK.

11 September 2024

MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH

Perlu dipahami bahwa kurikulum "BERUBAH" atau  "MENYESUAIKAN KONDISI TERKINI". 

Mari kita cermati bersama.

Kurikulum Berubah, Apakah merupakan solusi?

Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pembelajaran, Hamid Muhammad mengatakan, perubahan kurikulum adalah satu hal yang tidak dapat dihindarkan. Masyarakat harus memahami mengapa kurikulum pendidikan sangat dinamis dan kerap berubah.

Dalam dunia pendidikan adanya kurikulum sangatlah penting. Arah dan tujuan pendidikan diatur di dalam kurikulum sehingga dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru akan berpatokan pada kurikulum yang dipakai di satuan pendidikannya.


Lantas Apa itu Kurikulum?

Kurikulum merupakan panduan pembelajaran pada satuan pendidikan dimana dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir dari pengalaman belajar peserta didik. Kurikulum itu kompleks dan multi dimensi, kurikulum itu dapat diibaratkan sebagai jantung pendidikan.

Fungsi Kurikulum bagi pendidikan adalah untuk memandu dalam proses belajar peserta didik.

Komponen Kurikulum menurut Ralph Tyler :

Tujuan

Konten

Metode/cara

Evaluasi


Apa pentingnya perubahan Kurikulum?

Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman. Kurikulum yang baik adalah Kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dan masa depan.


Mengapa kurikulum harus berubah ?

Kurikulum ya memang harus berubah. Mengapa ? tentu saja untuk menjawab tantangan zaman. Kurikulum tidak dapat dipergunakan dalam satu waktu terus menerus karena dunia terus berubah. Maka dunia pendidikan sebagai pilar utama dalam membangun dan mendidik generasi harus pula turut berubah.

Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, Selain itu kurikulum juga harus mempertimbangkan kebutuhan belajar murid. Sebagai contoh, zaman saya sekolah komputer baru dipelajari pada masa SMA, itupun hanya sebatas menyalakan, memetikan dan mengetik saja. Coba lihat anak sekarang, mereka sudah lahir dengan teknologi di tangannya. Bayi saja sudah pandai memainkan layar gawai. Itulah mengapa kurikulum juga harus berubah, agar kita dapat menyiapkan generasi yang akan datang yang visioner dan mampu memandang ke depan.


Jadi, dapatkah Kurikulum berubah?

Kurikulum oprasional satuan pendidikan harus bersifat dinamis artinya dapat diubah sesuai perubahan dan perkembangan budaya dan zaman, selain mengikuti zaman yang sudah diadaptasi sesuai lingkungan geografis.

Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan kebutuhan peserta didik untuk membangun kompetensi sesuai masa kini dan masa yang akan datang.


Bagaimana untuk mewujudkannya?

Seluruh komponen masyarakat yaitu peran orang tua, masyarakat dan sekolah harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil belajar serta kepentingan peserta didik sebagai pengembangan Kurikulum karena Kurikulum dirancang untuk kebutuhan peserta didik.


NB : Berbagai sumber